Sabtu, 04 November 2017

Intoleransi Terhadap Tindakan Rasisme



Manusia sebagai makhluk sosial, terkadang dalam memandang hubungannya dengan manusia lainserasa dibatasi oleh sekat-sekat perbedaan secara fisik. Hal ini wajar karena manusia dilahirkandengan membawa gen bawaannya masing-masing. Namun apabila dari perbedaan ini sampai memunculkan prasangka, walhasil bisa mengakibatkan fungsi bermasyarakat kita menjadi terganggu. Apapun nama dan bentuk dari prasangka ini, kesemuanya bermuara pada apa yang disebut rasisme. 
Beberapa penulis menggunakan istilah rasisme untuk merujuk pada preferensi terhadap kelompok etnis tertentu sendiri (etnosentrisme), ketakutan terhadap orang asing (xenofobia), penolakan terhadap hubungan antar ras (miscegenation), dan generalisasi terhadap suatu kelompok orang tertentu (stereotipe).

Rasisme telah menjadi faktor pendorong diskriminasi sosial, segregasi dan kekerasan rasial, termasuk genosida. Politisi sering menggunakan isu rasial untuk memenangkan suara. Istilah rasis telah digunakan dengan konotasi buruk paling tidak sejak 1940-an, dan identifikasi suatu kelompok atau orang sebagai rasis sering bersifat kontroversial.

Dari uraian di atas (sumber dari Wikipedia), yang paling umum terjadi di Indonesia adalah kenyataannya para politisi telah banyak menggunakan isu rasial untuk memenangkan suatu tujuan dan maksud tertentu. 
Ideologi rasisme, menurut saya adalah ideologi yang terkejam yang pernah ada di dunia ini. Sebagai contoh yang tidak akan pernah terlupakan bagi seluruh bangsa di dunia ini adalah buah karya kekejaman Nazi yang dilandasi oleh ideologi rasisme ras. Nah apakah contoh itu tidaklah cukup bagi kita di Indonesia untuk jangan pernah terjerat apalagi menggunakannya dalam kancah dunia perpolitikan di Indonesia.


Rasisme marak terjadi karena sikap toleransi yang mulai memudar. Semangat Toleransi adalah mengajak umat manusia untuk mengakui dan menghargai hak dan keyakinan orang lain serta menyadari betapa ketidak adilan, penindasan, rasisme, diskriminasi, kebenciaan berbasis agama, dan sejenisnya mempunyai dampak yang sangat buruk bagi kehidupan bersama.
Dengan kata lain, melalui toleransi cita-cita untuk mewujudkan peradamaian serta keharmonisan dunia dapat diraih dengan lebih mudah. Bahkan dalam perspektif kebangsaan, toleransi juga dianggap mampu menjadi modal tegaknya demokrasi serta menyelamatkan bangsa dari segala bentuk perpecahan baik yang bersumber dari agama, suku, ras, bahasa dan budaya.
Intoleransi terkadang terjadi karena adanya ketegangan antar suku, antar kelompok masyarakat, antar lawan politik, dan yang sangat menyedihkan intoleransi lahir atas nama agama.
Agama yang seharusnya menjadi energi positif untuk tegaknya keharmonisan antar umat manusia, malah sering dijadikan bahan bakar untuk menyulut api permusuhan di lapisan masyarakat. Agama yang tadinya diharapkan dapat menyelamatkan umat manusia dari sikap bermusuhan, oleh sebagian orang agama justru dijadikan sebagai alat untuk meruntuhkan nilai-nilai perdamaian, keharmonisan dan keberagaman.
Maka untuk menjaga kesatuan dan perdamaian bangsa atau dunia, tingkatkanlah sikap toleransi kita sesama umat manusia. Serta tingkatkan sikap intoleransi terhadap tindakan rasisme yang dapat memecahkan persatuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar